Saturday 17 October 2015

Sekedarnya Saja..

Nafasku tertahan.
Oksigen di udara seperti berkurang kadarnya..
Diserap sendu yang datang entah dari mana..
Seiring hati yang dibersit wangi pilu..
Seperti ada lubang di paru-paru..
Sesak.
Sesak yang terasa..

Aku tersesak menanti mendung ini sirna..
Menunggu Kelabu merambat turun bersama rintik yang memantik, hingga nanti rasa haru hadir membasuh jiwa..
Menunggu hingga awan abu terbawa angin sejuk yang menusuk, hingga terhadirkan lah bahagia..

Jika boleh aku memilih..
Aku ingin rindu yang sekedarnya saja..
Iya..
Sekedarnya saja...

Sekedar cukup untuk sadar..
Bahwa dengannya lah impian-impian akan kukejar..
Sekedar cukup untuk ingat..
Bahwa hati ini telah kututup rapat..
Sekedar cukup untuk tahu..
Bahwa hanya hatinya lah yang kutuju..
Sekedar cukup untuk mengerti..
Bahwa untuknya telah aku benamkan janji..

Namun hati tak bisa memilih rasa..
Sebagaimana manusia tak berdaya mengatur cuaca..
Rasa itu…
Tuhan yang kuasa...
Maka itu..Aku berdo'a...

Berharap semua ini tetap terjaga dalam bingkai-Nya..
Berharap ia juga merasakan hal yang sama..
Berharap ia pun tak berhenti berdo'a..
Semoga pilu ini lenyap dengan segera..
Berganti dengan jutaan kisah yang akan dilalui bersama...

Karena semua ini Tuhan yang kuasa..
Maka itu..
Aku berdo'a.



17 Oktober
Dini hari, saat sesak datang lagi.
2 minggu lagi..sabar..

Monday 28 September 2015

Si Jodoh

Bukan hilang..
Aku terdiam menyaksikan angan yang mengakar..
Aku tertegun mengamati rasa yang meresap..
Aku termangu melihat haru yang hinggap..

Ruang memang bergerak lamban di jalur penantian..
Roda waktu berputar malas, meniti detik-detik tepian..
Beruntung bunga doa rimbun bermekaran di sisi jalan..

Setiap hari..tanpa terkecuali..
Kulepas kawanan kumbang pengantar sari..
Kutitip pada Tuhanku..Tuhanmu..
Berharap mereka hinggap tepat di putik jiwamu..
Agar terus tumbuh rasa yang sama di hatimu..

Saat tenang ini perlahan pergi..
Tergetar batin mengeja hadirmu..
Hingga hanya tersisa aku disini..
Terbata menerjermahkan rindu..


..........

"Iyaaaah...mau pulang koook..."
:")


Thursday 3 September 2015

Rintik

"Siang ini hatiku berlubang..
Bunga-bunga kemarin berubah menjadi ilalang..
Tak ada lagi kawanan kumbang..
Sejenak menghilang.
Apa karena memang ini musim gersang..?

Tapi apa perlu ku meratap..?
Saat rasa percaya masih meluap..
Tapi apa pantas aku berang..?
Saat rasa rindu terus bergenang..

Tak ada yang hilang..
Kupu-kupu pun tetap terbang..
Membubuhi serbuk ditepian lubang..
Merawat hati hingga hujan itu datang..

Mungkin memang seperti yang orang bilang..

Januari itu musim penghujan.

Ya Allah..
Kuatkan..."


4 September 2015

Tuesday 1 September 2015

Tunggu..

"Resah ini..
Muncul datang tak peduli waktu..
Dia bertiup..mencoba berani..
Terbungkus oleh rasa ingin tahu..

Cemas ini..
Hadir selalu tak kenal ragu..
Namun terbata..tak berani..
Terbentur oleh dinginnya malu..

Rasa ini..
Serba tak tentu..
Senang bahagia sedih sesak..
Terbalut oleh perasaan Haru..

Duhai Rindu..
Pandai sekali dikau menyaru. "


1 September 2015.

Monday 20 April 2015

Hujan Selalu Bercerita..

Rintik hujan tidak bisa memilih dimana ia akan jatuh..
Namun setiap partikel air sejatinya mengerti..
Banyak permukaan yang bisa ia basuh..

Tidak semua butir jatuh ke dahan..
Mengairi tanaman dan pepohonan..
Tidak pula semua bulir menetes ke comberan..
Terseret arus..bercampur lumpur..
Kulitnya terhempas..jernihnya terampas..

Lelah mengalir..
Lupa tujuan..
Sebagian hujan hinggap tergenang..
Hanya diam menatap langit..
Menikmati hidup yang berlalu-lalang..
Tanpa menyadari bahwa Matahari merenggut nyawa-nya secara perlahan..

Rintik hujan tidak bisa memilih dimana ia akan jatuh..
Awan yang mengandung hanya bisa berkabung..murung..
Melihat angin tak berhenti membelai hujan..hingga butir-butir lupa untuk apa ia diciptakan..

Tapi cobalah sadari..
Betapa Bijaksana nya Raja Langit dan Bumi..
Tidak kah kau melihat rumput-rumput yang menjuntai di dinding comberan..?
Bukankah semak belukar tumbuh menjalar di tepi jalan..?
Rintik hujan tidak bisa memilih dimana ia jatuh..
Namun detik menghidupkan pilihan kemana rintik dapat bersimpuh..

Sekejap..
Hanya sekejap..
Pada akhirnya semua akan lenyap..
Ada yang khidmat terserap..
Ada yang sempat hinggap..
Ada yang sekedar menguap..




Wollongong,



20 April 2015.
Hujan Angin.
Sangat dingin.


Sunday 8 February 2015

Masjid atau Toko Buku

"Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah." (HR Al Bukhari [3336] dan Muslim [2638])


Bergumam hati ini.."Ada Toko Buku di Masjid UI.."

21 Januari 2015.
Ba'da Ashar. Masjid Ukhuwah Islamiyah. Kampus UI.
Dilantunkan Surat Al-Furqon ayat 12-20.


Pukul 16:09 WIB.
Handphone bergetar, menggoda jantung yang memang sudah berdebar.

Di ujung gerbang berdiri sosok serba hitam.
Merunduk anggun menjaga pandangan.

Sore itu langit memang kelabu.
Namun rintik gerimis melunturkan ragu.

30 detik..
Mungkin kurang.. 
30 detik..
Tidak lebih.

Setengah menit itu singkat.
Tapi bukankah semua kembali kepada niat?
Jika takdir telah mengikat, apa yang manusia bisa perbuat?

Dimensi dan Frekuensi Ruh itu abstrak.
Tetapi hati dan doa tak pernah berjarak.

Ketika yakin telah membatu.
Ketika tidak tersisa lagi rasa ragu.
Tak ada lagi yang kutunggu.
Kutemukan hakikatku.


Hari itu, hari Rabu.
Di depan masjid dan toko buku.



Saturday 13 December 2014

Ada Apa Dengan Anjing?

*Sebelumnya gw mohon maaf jika anda merasa risih saat membaca tulisan tentang Anjing ini.


Anjing adalah binatang sejenis mamalia, berkaki empat, berbulu dan bersuara guk-guk. Anjing ini bermacam-macam ras nya mulai dari yang besar seperti Doberman dan St.Bernard hingga yang kecil seperti Chihuahu, ada yang lucu unyu-unyu seperti Papillon dan Poodle sampe yang sangar macam Pitt Bull dan Bull Dog. Gw pribadi menjagokan Anjing Huskies sebagai ras anjing paling kece.

Anjing adalah salah satu hewan peliharaan favorit bagi kebanyakan orang setelah tikus, kecoa dan nyamuk. Mungkin karena anjing itu memang cukup cerdas, lucu, bisa dilatih, dan bagi yang pernah nonton film Hachicko mungkin akan mengerti bahwa anjing itu setia..ga kaya si dia. #dih.  

Bagi umat muslim, anjing tidak begitu populer karena memang sejak 1400 tahun yang lalu, selain haram (haram untuk dimakan, bukan untuk dipelihara) Rasulullah SAW bersabda bahwa Liur anjing itu termasuk najis yang berat..butuh dibasuh tujuh kali, salah satu nya dengan menggunakan tanah untuk menyucikan bekas jilatan anjing. (Disarikan dari HR. Muslim). Ditambah lagi risiko tergigit, menjadikan Anjing menjadi binatang yang tidak dianjurkan untuk dipelihara. Belakangan penelitian modern memang membuktikan bahwa liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia. Bahkan lebih jauh lagi, eksperimen membuktikan bahwa molekul yang terkandung di dalam tanah menyatu dengan kuman-kuman dalam liur anjing, sehingga mempermudah proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Cool...

Njing…
Tanpa kita sadari, anjing sudah menjadi binatang paling populer bagi masyarakat Indonesia secara umum, khususnya bagi pemuda-pemuda penerus generasi bangsa. Tidak percaya? Coba deh main ke tempat nongkrong pelajar atau mahasiswa..Silahkan hitung berapa kali kata Anjing disebut dengan mesra dalam percakapan mereka. Niscaya jari tangan dan kaki anda tidak cukup.

Apakah Anjing adalah suatu kata sapa yang kasar? Pertanyaan ini lah yang membangkitkan rasa penasaran sekaligus miris gw. Anjing itu binatang, jelas. Bagi orang Islam bahkan anjing ini terkesan hina, walaupun dengan mengharamkan liur nya bukan berarti Islam menghinakan binatang Anjing sebagai salah satu ciptaan Allah (Bahkan jaman Nabi dulu, anjing sudah dijadikan peliharaan dengan tujuan menjaga ternak, teman berburu, atau penjaga tanaman). Bagi masyarakat, jelas sapaan “Anjing” bukanlah sebuah lontaran pujian atas kecerdasan, kelucuan apalagi kesetiaan seseorang, malah agak-agak nya lebih masuk akal kalo Anjing itu di asosiasikan dengan ketidak-setiaan. Coba bayangin lo punya pacar..eeeh dia selingkuh sama temen lo…rasa-rasanya lebih berhak dapat sapaan Anjing bukan? Ngikikikikik.

Ameliorasi? apa Salah persepsi?
Bahasa itu dinamis. Berubah seiring berjalannya waktu. Idiom baru, pernyempitan makna, perluasan makna adalah hal yang tidak bisa dihindari. Coba liat 10 tahun kebelakang, sudah berapa banyak istilah-istilah baru yang secara tidak langsung telah menambah kosakata kita. Kita pas SMP tidak tahu apa itu Selfie selain ratu dangdut, saat itu kita belum paham kalo Keong Racun itu ga main disawah, kita pas SMA sudah tahu bahwa cabe itu pedas, tapi saat itu kita tidak tahu kalau ternyatua cabe ada juga yang manis, walau kebanyakan busuk (cabe-cabean).  Kata Jablay pun dulu sempat diasosiasikan dengan pelacur, tapi sekarang kayanya sudah terjadi Ameliorasi (peninggian makna) sehingga dirasakan tidak seburuk sebelumnya (lebih tinggi/hormat/baik maknanya) terbukti gw beberapa kali mencuri dengar beberapa anak muda memanggil temannya dengan panggilan Jablay, seperti halnya Gifar yang dipanggil Mpay.

Bisa jadi kata sapa Anjing pun telah menjelma menjadi kata yang tidak kasar lagi bagi banyak orang. Tak ada bedanya dengan Cuy, Bro, Bray, Boy, dan kata sapa lainnya. Bisa jadi.

Kemungkinan lainnya adalah, gw sudah salah persepsi.

Dulu pas gw masih SMP-SMA, tahun 2000-2006 (yaah..ketauan deh umur gw yang sudah matang), persepsi gw saat itu, kata-kata kasar (termasuk anjing dan kawan-kawan seperbinatangan lain) atau jorok (termasuk anatomi tubuh seperti bulu ketek dan upil..kan jorok tuh) adalah privilege bagi anak-anak bandel, pentolan-pentolan sekolah. Yaa minimal butuh positioning sebagai begundal-begundal para pentolan sekolah untuk berhak menggunakan kata-kata tersebut.

Salah persepsi amat mungkin terjadi dalam diri gw. Karena dari kecil gw sejujurnya agak cupu dan kurang bernyali dalam hal mengeluarkan kata-kata kasar. Lingkungan serta didikan keluarga gw sedemikian rupa telah membuat gw (dan abang serta adik gw) merasa takut dan gimanaaaa gitu kalo berkata-kata kasar, di benak gw kaya takut dosa gitu. Gw ingat persis, pas masih SD, gw berantem sama abang gw gara-gara rebutan remote TV, akhirnya gw menyerah, karena dicekek ke tembok. Mewek lah awak. Sore nya, abang gw main keluar, karena terbakar api emosi yang membara..gw lari kedepan rumah..gw kumpulkan segenap keberanian yang ada di dalam diri gw..dan saat hati sudah mantap,sambil menatap abang gw yang lagi main di ujung jalan komplek..gw teriak sekuat tenaga:

“Bang Ikih Begooooo…!!!!!”

Sedetik kemudian gw ngacir ke dalam rumah..masuk ke kolong tempat tidur. Gw tunggu beberapa menit, kayanya dia ga nyamperin. Apa ga denger kali ya? Tauk dah..yang penting puas banget saat itu..hahaha..dan udah berapa kali lebaran juga…udah maap-maapan lah..

Waktu pindah dari Bandung ke Bekasi, SMP kelas 2, salah satu culture shock yang gw hadapi adalah masalah bahasa. Saat itu gw mendapati kata “Goblok” adalah kata yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Saat itu, gw harus melalui fase galau dan mikir berkali-kali dulu sebelum akhirnya gw berhasil mengucapkan kata “Goblok” pertama kalinya di depan umum.

Ya, butuh dicekek ke tembok dulu buat gw untuk bilang kata “Bego” dan galau dulu untuk ngucap kata “Goblok”. Anjing? Saat itu ga pernah terlintas untuk gw ucapkan di depan umum.

Bisa jadi kata sapaan Anjing itu tidak kasar. Itu hanya persepsi gw saja yang salah. Atau standar kasar gw yang rendah.

Dua kemungkinan diatas (Ameliorasi dan Salah Persepsi) selama ini sudah mengobati rasa risih gw tiap mendengar orang beranjing-anjing dalam perkataannya. Tapi 3 momen yang gw alami dalam tempo 1 minggu ini membuat gw gundah bertanya-tanya..

Kandang Anjing

Minggu lalu, gw makan bersama teman-teman di sebuah restoran yang cukup besar. Kami makan di ruang utama restoran..di meja yang cukup tengah. Cerita seru haha hihi..hingga sampai ke sebuah topik yang lucu..si A dulu mau jual barang..dia bilang ke si B bahwa dulu dia beli harganya sekian. Eeh ternyata pas lagi makan kemarin ngaku bahwa sebenernya harganya jauh lebih murah dari yang dulu dia bilang..kita pun ketawa-tawa.. si B pun ikut ketawa-tawa:

B: “Si Anjiiiing…ni anak..temen juga di makan! Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing….(diulang dengan suara yang cukup keras untuk didengar semua orang di restoran)”

Risih sih..tapi karena si A emang kocak..gw ketawa-ketiwi aja..

Beberapa hari lalu, gw baca di twitter bahwa Payung Teduh, salah satu band favorit gw saat ini akan tempil sebagai bintang tamu di acara salah satu Fakultas di UI (bukan Fakultas Ekonomi yah catet). Dihadiri oleh ketua-ketua organisasi mahasiswa fakultas, Badan-Badan Otonom, Semi Otonom termasuk keagamaan serta Badan Perwakilan Mahasiswa. Ternyata itu adalah acara malam apresiasi untuk semua Organisasi Mahasiswa di Fakultas tersebut. Malam apresiasi atas kepengurusan mereka selama sepanjang tahun 2014. Konsep acara yang sungguh menarik gw pikir. MC nya juga lumayan kocak. Ada momen dimana saat dia lagi asik nge-MC tiba-tiba ada telepon masuk ke HP sang MC, ternyata Ibu nya yang menelpon. Si MC cuek aja ngobrol sama Ibu nya sambil tetap memegang microphone sehingga audience bisa dengar percakapannya.

MC:        “iya ma, besok pagi aja berangkat..jam 6. Hallo.. Mah?
“Hallo..?Hallo…?Hallo..?”
“Wah anjing dimatiin..!”
“Hallo..?Hallo…?Wah belum mati!
“Sialan gw ketauan ngomong Anjing!”

Hahaha..koplak juga tu MC..udah ngomong Anjing ternyata belum mati teleponnya..wkwkwk. Anyway, sepanjang gw denger celotehan si MC, ga keitung berapa Anjing yang dia keluarkan. Ya, di depan para hadirin yang mayoritas mahasiswa, lebih-lebih lagi aktivis mahasiswa.

Pagi tadi, gw memutuskan untuk berenang di salah satu sport center deket rumah (di Bekasi juga ada sport center woy!!). Pas mau bayar, kata si resepsionis..”tanda tangan dulu..SMA xx kan?” (Aje gileeee…udah jenggotan begini masih dikira anak SMA!!). Ternyata hari ini anak-anak SMA xx lagi kelas olahraga berenang. Jadilah gw berenang sambil menyaksikan anak-anak SMA (Cowok, yang cewek absen doang tapi ga berenang. ((((((((((Sial.sigh.wekekekek.)))))))))).

Anak SMA itu kalo udah ngumpul, berisik beuttt dah! Becanda-canda..ledek-ledekan..
A:            “Uwannjing gw ga bisa berenang Anjing!”
B:            “Anjeeeeng disitu dalem Anjing! Takut gw Anjing!”
C:            “Anjing lu, rese banget! Gw berenang dipeganing kaki gw, Anjing!”
D:            “Lu pake gaya Anjing aja. Lu diem aja muka lu udah kaya Anjing”

Kira-kira 1 jam lebih gw berenang, dan gw mendengar kata Anjing dalam jumlah yang bahkan jauh lebih banyak dari jumlah mantan gw ditambah jumlah gebetan-gebetan gw dari SMP.

Satu hal yang menarik, saat mereka dengan lantangnya berunjang-anjing, di saat bersamaan, sang guru  olahraga berdiri di tepi kolam renang sambil memegang papan absen dan menguji kemampuan renang sang murid satu per satu. Sekedar info, dialog si C diatas, diucapkan saat si C sedang di tes renang oleh sang guru.

3 momen diatas membuat gw sadar bahwa saat ini Anjing telah menjadi hewan yang begitu populer. Buktinya banyak yang memelihara Anjing dan dikandangi di mulut.

Ada Apa Dengan Anjing?
Ada apa dengan Anjing? Kenapa mereka semakin populer saat ini? Coba saja diingat-ingat, dulu, kata Anjing tidak segitu mudah nya keluar dari mulut seorang pelajar ,apalagi dari mahasiswa yang menjadi MC di acara mahasiswa. Dulu, rasanya tidak semua orang punya privilege untuk mengucapkan dan mendengarkan kata itu. Butuh occasion dan kondisi tertentu untuk itu. Tapi kenapa sekarang jadi seliweran gini yah. Kalian diatas tadi protes protes ga saat gw menyematkan Anjing sebagai kata sapaan, bukan makian?.  Risih ga sih di telinga kalo denger orang beranjing-anjing?.

Gw percaya, bahwa baik buruk dan sopan santun lebih ke masalah persepsi. Norma di lingkungan sosial yang akan lebih menentukan. Sebagai contoh, mengucapkan (maaf) Dancuk ke teman kita yang berasal dari Surabaya akan direspon dengan berbeda jika kita ucapkan ke teman yang berasal dari Jogja. Bisa jadi lingkungan sosial (di Jabodetabek paling tidak plus Bandung dan sekitarnya sih dengan “Anyiiing”-nya) telah mulai menerima kata Anjing sebagai kata sapaan umum.

Bisa jadi..ya kan?

Kata Ustadz..
Pahala dan Dosa memang domain Allah SWT. Tapi hati-hati juga, karena Islam mengatur pula tata cara kita berinteraksi dengan sesama. Dalam Al-Quran surat Al Hujurat ayat 11 “Hai orang-orang yang beriman……dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk….”. Di perkuat juga dengan hadits yang berbunyi serupa “Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk” (HR Ahmad). Tuh..ga boleh kan bro..

Banyak lagi hadits-hadits lain yang menganjurkan kita untuk menjaga lisan kita. Dan bukankah setiap kata yang keluar dari mulut kita nanti akan dimintai pertanggungjawabannya.

Bukan bermaksud menggurui, hanya mencoba menasehati dalam hal kebaikan. Bukankah itu sebuah kewajiban? Kewajiban yang mulai tergerus oleh asas “Hidup-hidup guee..” dan turunannya : “Mulut-mulut gw, suka-suka gw”

Ini sekaligus jadi pengingat bagi gw pribadi juga untuk lebih menjaga lisan. Kadang masih suka ngeledekin orang sih hehe. Mohon Maaf buat bro Danu Ardi Kuncoro yang belakangan ini gw panggil Tempe Bacem. Abis lo duluan yang mulai bro.

Bu…Bu…Bu….Busettt..
Dalam kebanyakan kasus, kata-kata kasar seperti Anjing dan sebangsanya sudah menjadi kebiasaan dan relfeks mulut saat merespon sesuatu. Njing..Nyet..Babi..dan kata-kata lain yang bahkan ga pantas gw tulis, Ngalir aja keluar dari mulut ga pake mikir lagi..

Gw berterima kasih sama Ibu gw, yang dari gw kecil selalu Nasihatin gw perihal berkata-kata kasar. Nasihat beliau yang sedikit bernada menakut-nakuti cukup efektif buat gw untuk menjaga relfeks mulut, agar gak kebiasaan ngomong kata-kata kasar atau jorok.

Nasihat Ibu kurang lebih begini:

“Jangan kebiasaan refleks ngomong kasar..kaya Buset, dan lain-lain !! Nanti pas lagi sakaratul maut bukan nya Laa Ilaha Illallah..malah Bu..Bu..Bu…Bussett…”

Man! Amit-amiittt..amit amit…jangan sampe pas sakaratul maut..kita malah bilang:

“Anjing..Anjing…Anjing…Njing….sakit nya tuh disini..sakitnya tuh disini…”

Ini juga berlaku sama orang-orang yang suka mempelesetkan lafadz Allah..
Allah jadi “Awoh” lah..Astaghfirullahal’adzim jadi “Astajim” lah..

Kesel banget gw sama yang model begini! STOP MAKING FUN OF OUR GOD!!

Ada 99 Asmaul Husna..pilih aja satu..ga usah terlalu kreatif bikin yang lain.

Cuy….
Jika benar telah terjadi ameliorasi terhadap kata Anjing, dan terjadi pergeseran Norma di tengah masyarakat yang membuat kata Anjing tidak lagi terdengar kasar dan membuat risih di telinga. Gw khawatir pergeseran atas norma lain perlahan akan (atau bahkan sedang?) terjadi juga di masyarakat. Minum alkohol, ngeganja, ngedrugs , sex bebas, hamil diluar nikah, tidak solat tidak puasa tidak bisa baca quran (bagi yang muslim),  dan hal lain yang dulu dianggap tabu, sekarang jadi hal yang patut dibicarakan (lah..ini mah slogan SILET…ngehehehe). Intinya yang dulu dianggap luar biasa, mengerenyitkan dahi, memicingkan mata, memonyongkan mulut dan menghentak nafas, akhirnya menjadi hal yang biasa-biasa saja. “Ah biasa aja kali, semua juga gitu”.

Kalau sudah begitu, gimana nasib anak gw nanti…harus dibesarkan dalam lingkungan macam itu?! Ngeri bro..Ngeri!

Plus sedih…

Sedih karena belum tau siapa Ibu nya. #Gedumbraaankk #TerektekDungCesss

Buat teman-teman semua yang masih bergelut dalam dunia Per-Anjing-an..
Cuy…Kurang-kurangi lah…

Ganti aja dulu sama An….cooool…An…jasmara….Ahn…Jung Hwan atau Anj…ak Piutang…

Pendapat dan jalan pikir gw belum tentu benar. Salah persepsi amat mungkin terjadi. Bisa juga karena standar gw terhadap kekasaran kata yang relatif rendah. Tapi sampai sekarang gw masih merasa bahwa “Anjing” adalah sebuah kata "sapaan" yang kasar dan tidak sopan. Bagi yang ga setuju, coba tes..panggil Ibu atau Ayah, atau yang lebih gampang, Kakak kalian..terus bilang:

“Njing, liat sepatu aku ga?”



Sekian dan mohon maaf lahir batin.



BEKASI – Kota Korban Bully

13 December 2014